Apresiasi Pelaksanaan Sekolah Penguatan Moderasi Beragama, Ketua FKUB Sulsel: Alumninya Harus Menjadi Duta Kerukunan di Masyarakat

Makassar, FKUB-Sulsel, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan, mengapresiasi pelaksanaan Sekolah Penguatan Moderasi Beragama yang diinisiasi oleh Kantor Kementerian Agama Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan bersama Balai Litbang Agama Makassar, yang berlangsung di Aula Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, sejak tanggal 27 Januari 2025 hingga 10 Februari 2025.

Kanwil Kemenag Sulsel, Ali Yafid mengatakan Program Sekolah Penguatan Moderasi Beragama merupakan salah satu komitmen nyata Kemenag Sulsel dalam membangun kerukunan yang berkelanjutan.

“Kami ingin program ini menjadi pijakan awal untuk mencetak agen-agen perubahan yang dapat menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama di masyarakat,” ungkapnya.

Ali Yafid menambahkan, bahwa Program Sekolah Moderasi Beragama menjadi bentuk keseriusan Kemenag Sulsel dalam menjaga keharmonisan di tengah masyarakat.

“Program ini menunjukkan keseriusan Kemenag Sulsel dalam menjaga harmoni dan toleransi di tengah masyarakat,”  paparnya.

Sementara itu Kepala Balai Litbang Agama Makassar, Saprillah, menyambut baik kolaborasi ini.

“Penandatanganan MoU ini menandai langkah serius untuk melibatkan Balai Litbang sebagai mitra strategis dalam menciptakan solusi dan pemikiran strategis bagi program-program Kementerian Agama Sulsel,” jelasnya.

Ketua FKUB Sulsel, Prof Muammar Bakry, menyambut baik program Sekolah Penguatan Moderasi Beragama ini, ia mengapresiasi atas inisiatif Kanwil Kemenag Sulsel dan Balai Litbang Agama Makassar atas pelaksanaan program tersebut. Prof Muammar menilai, bahwa Program Sekolah Penguatan Moderasi Beragama menjadi langkah strategis untuk melibatkan seluruh elemen bangsa dalam gerakan Moderasi Beragama.
“Secara pribadi dan organisasi, FKUB Sulsel tentu menyambut baik program Sekolah Penguatan Moderasi Beragama, tentu kami sangat mengapresisasi pelaksanaan kegiatan ini, sebagai wujud upaya dalam pelibatan seluruh pihak untuk bersatu dan bergerak dalam mengkampanyekan moderasi beragama,” tulis Prof Muammar dalam pesan singkatnya.

Lebih lanjut, Prof Muammar berharap, Alumni Program Sekolah Penguatan Moderasi Beragama ini menjadi agen Moderasi Beragama di masyarakat, serta senantiasa memberikan edukasi positif kepada masyarakat terhadap pentingnya kerukunan dan kedamaian di masyarakat baik secara offline maupun online, alumni Sekolah Penguatan Moderasi Beragama adalah duta kerukunan di masyarakat.

“Tentu kami berharap, alumni Sekolah Penguatan Moderasi Beragama dapat menjadi agen moderasi beragama di masyarakat, memberikan edukasi baik melalui mimbar offline maupun online di media sosial, alumni Sekolah Penguatan Moderasi Beragama harus menjadi corong dan duta kerukunan di masyarakat,” harapnya.

Untuk diketahui, Program ini dirancang berlangsung selama sembilan bulan dengan dua fase yaitu, Pelatihan klasikal (Januari-Februari 2025) yang mana peserta akan mengikuti pelatihan intensif dengan narasumber ahli.

Serta Proyek kerja komunitas (Maret-September 2025) dimana peserta menerapkan pembelajaran melalui proyek berbasis komunitas yang bertujuan memberi dampak langsung di lingkungan mereka.

Sebanyak 60 peserta terpilih melalui seleksi open recruitment yang berasal dari generasi muda berusia 18-35 tahun yang diharapkan menjadi pelopor moderasi beragama di masyarakat.

Tinggalkan komentar