Sukses Menggelar Cap Go Meh, Ketua Permabudhi Sulawesi Selatan, Ir. Yonggris: Bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga simbol harmoni dan kemajuan  Kota Makassar

Makassar, FKUB-Sulsel, Persatuan Umat Buddha Indonesia (Pemabudhi) Kota Makassar, sukses menggelar festival Cap Go Meh, yang berlangsung sejak tanggal 8 hingga 9 Februari 2025 di sepanjang Jalan Sulawesi Kota Makassar.

Kegiatan dengan tema: Jappa Jokka dengan menghadirkan berbagai kegiatan yang dikemas dalam budaya, olahraga, dan kuliner. Acara ini diawali dengan Karnaval Cap Go Meh, yang menampilkan berbagai elemen budaya Tionghoa dan Nusantara dalam semangat kebersamaan lintas etnis dan agama.

Acara puncak mengusung konsep Heritage Run yang diikuti sebanyak kurang lebih 1000 orang peserta lintas agama dengan menjelajahi kawasan Kota Tua Makassar.  Selain, kegiatan olahraga, Jappa Jokka Cap Go Meh juga menyajikan festival kuliner, yang diikuti sebanyak 180 booth dengan berbagai sajian makanan khas Kota Makassar Sulawesi Selatan.

Ir. Yonggris selaku Ketua Permabudhi Sulawesi Selatan mengungkapkan bahwa: Cap Go Meh mulai dilakansakan pada tahun 2004 dan konsisten dilaksanakan hingga tahun ini, ia berharap melalui kegiatan ini bertujuan untuk mempererat persaudaran lintas etnis dan agama, serta upaya mendukung perekonomian daerah.

“Sejak pertama kali diadakan pada tahun 2004, Jappa Jokka Cap Go Meh telah berlangsung secara konsisten setiap tahun. Tujuan utamanya adalah untuk mempererat persaudaraan lintas etnis, agama, dan budaya, mendukung pertumbuhan UMKM, mengembangkan sektor pariwisata, serta mendorong kelestarian dan akulturasi budaya di Makassar,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Pengurus FKUB Sulsel juga ini berkomitmen untuk terus melaksanakan Jappa Jokka Cap Go Meh sebagai upaya pertunjukan budaya dan bentuk keharmonisan warga Makassar.

“Sesuai dengan harapan masyarakat dan pemerintah, Jappa Jokka Cap Go Meh akan terus dikembangkan pada tahun-tahun mendatang, dengan skala yang lebih besar dan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. Acara ini bukan hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga simbol harmoni dan kemajuan bagi Kota Makassar,” tutupnya. (S.Saputra).

Tinggalkan komentar