
Manusia disiapkan pada dirinya hati agar saling mengasihi. Melalui hati mereka bisa saling mencintai, namun juga bisa saling membenci. Semakin intens manusia menggunakan hati dalam berbagai aktifitasnya maka semakin sensitif dan akrab manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Cinta yang sering kali hanya dialamatkan kepada dua orang yang memadu kasih, hakikatnya tidaklah demikian. Cinta yang bersumber dari hati adalah manifesto dalam mengurai perilaku seseorang untuk berinteraksi dengan yang lain baik kepada Sang Khalik ataupun makhluk Tuhan di muka bumi.
Ungkapan cinta yang sudah menjadi habitat akan membentuk aktivitas yang dilakukan sebagai kegemaran dan menjadi kesenangan pribadi. Biasanya dilakukan secara rutin untuk menghilanglkan stres dan kepenatan dari rutinitas keseharian. Jika kebiasaan itu menjadi kesenangan itulah dinamakan hobi (berasal dari bahasa arab kata “hubb”). Tidak jarang orang mengalokasikan sejumlah dana dan waktu untuk menyalurkan hobinya.
Artinya bahwa kebaikan yang bermanfaat dalam kehidupan manusia lalu dijadikan sebagai hobi dalam keseharian kita, maka pasti menghasilkan out put yang amat dahsyat dalam kehidupan manusia. Mereka yang berprofesi guru dan dosen ketika mengajar pasti dilakukan dengan cinta. Profesi dokter, perawat dan paramedis lainnya melayani pasiennya pasti disertai dengan cinta. Hakim, jaksa dan aparat hukum lainnya akan melaksanakan tugasnya pasti didasari dengan cinta. Para pejabat dan ASN akan melayani masyarakat pasti dengan cinta, demikian profesi profesi lainnya. Karena cinta, kegiatan tidak dijadikan sebagai beban hidup yang membosankan dan melelahkan, tapi dilakukan dengan kecintaan yang membawa kenikmatan.
Islam sebagai agama yang menyentuh relung fitrah hati manusia menjelaskan beberapa model cinta, ada cinta kepada Allah swt, cinta kepada Rasulullah saw, cinta kepada orang-orang saleh, cinta kepada tanah air, cinta kepada ilmu, cinta kepada kebaikan, cinta kepada lawan jenis, cinta kepada properti, cinta kepada pekerjaan dan lain sebagainya.
Demikian perhatian Islam tentang cinta, kata cinta disebutkan dalam berbagai bentuknya sebanyak 49 kali, belum termasuk kata yang sering berulang. Objek cinta yang disebutkan bervariasi mulai dari cinta kepada Tuhan hingga pada properti dunia sebagaimana disebutkan di atas.
Apresiasi Tuhan kepada hamba-Nya disebutkan dengan kata “mencintai/yuhibbu” seperti Allah mencintai orang sabar (sabirin), mencintai orang baik (muhsinin), mencintai orang yang berataubat (tawwabin), mencintai orang yang bersih (mutathahirin), mencintai orang yang jujur (muqsithin), dan sebagainya.
Sesungguhnya Allah apabila mencintai seseorang, maka Dia memanggil Jibril dan berkata “sesungguhnya saya cinta dia, lalu Jibril pun ikut mencintainya seraya mengumumkan kepada penduduk langit bahwa Allah mencintai si fulan maka cintailah dia sehingga penduduk langit pun mencintainya, selanjutnya penduduk bumi pun mengapresiasinya…. (potongan terjemahan HR. Muslim).
Penulis : Prof. Dr. H. Muammar M. Bakry, Lc., MA. (Ketua FKUB Provinsi Sulawesi Selatan).