
Makassar, fkub-sulsel.org., Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama Republik Indonesia, resmi membuka Focus Group Discussion (FGD) Internalisasi Ajaran Agama dalam Peningkatan Peran Guru Pendidikan, Pengawas dan Penyuluh Lintas Agama, yang berlangsung di Ballroom Gammara Hotel Makassar, Rabu (10/09/2025).
Kegiatan dengan konsep Focus Group Discussion (FGD) ini akan berlangsung selama 2 hari, dengan menghadirkan berbagai narasumber lintas disiplin keilmuan, diantaranya: Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D., (Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemanag RI), Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., MA., (Rektor Universitas Islam Makassar), Prof. Dr. H. A. Marjuni, M.Pd.I., (Sekretaris LP2M UIN Alauddin Makassar), Prof. Siti Aisyah, MA., Ph.D., (Guru Besar UIN Alauddin Makassar), Pastor Albert Arina (Keuskupan Agung Makassar), Dr. H. Saprillah, M.Si., (Gusdurian Sulawesi Selatan).
Dr. Ali Fakhruddin, M.Ag., selaku Ketua Panitia dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti sebanyak 85 orang peserta perwakilan dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran / Kelompok Kerja Guru (MGMP / KKG) Lintas Agama pada hari pertama, serta perwakilan dari Penyuluh Lintas Agama, Pokjawas Lintas Agama, Balai Litbang Agama pada hari ke dua.
“Bahwa kegiatan ini diikuti sebanyak 86 peserta dari seluruh guru agama, kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari dengan berbagai konsep yang telah dibicarakan dengan narasumber, dimana para peserta akan berdialog interaktif”, paparnya.
Lebih lanjut, Ali Fakhruddin menegaskan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam merawat kerukunan di sekolah.
“Kita tau, bahwa guru adalah garda terdepan dalam menyampaikan nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama khususnya di sekolah, guru harus memiliki kepekaan dalam melihat fenomena keberagaman di tengah masyarakat,” terangnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. H. Ali Yafid, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa, Tokoh agama dan tokoh Masyarakat serta guru lintas agama memiliki peran serta dalam menjaga kerukunan umat beragama, ia menilai berbagai program rutin telah dilaksanakan sebagai upaya dalam merawat kerukunan di Masyarakat.
“Peran serta tokoh-tokoh Masyarakat dalam menjaga kerukunan umat beragama di Sulsel ini sangat luar biasa, antara Kanwil Kemanag Sulsel sangat bersinergi dengan FKUB Sulsel dan FKUB Kab/Kota, salah satunya program rutin yang kita lakukan adalah ngopi rukun yang mungkin tidak ada provinsi yang lakukan seperti ini,” ungkapnya.
Selain itu, Ali Yafid juga menyampaikan bahwa Kanwil Kemenag Sulsel bersama Balai Litbang Agama Makassar, telah bekerjasama dalam pelaksanaan sekolah moderasi beragama yang melibatkan anak muda.
“Kita selalu mengundang anak-anak sekolah dalam kegiatan sekolah moderasi beragama serta kami juga memiki asta aksi salah satunya adalah algoritma kasih sayang,” sambugnya.
Ali Yafid, berharap dukungan dari Kemenag RI melalui PKUB dalam mendorong pelaksanaan kegiatan penguatan moderasi beragama di Sulawesi Selatan.
“Kami berharap untuk diberikan support kepada tim KUB dan FKUB Sulsel, dalam melaksanakan kegiatan, karena semakin sering kita bertemu maka kita akan semakin rukun, atas dukungan dari Kementerian Agama mungkin FKUB akan lebih banyak melakukan dialog bersama masyarakat,” harapnya.
Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemanag RI, Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D., dalam sambutan pembukannya menyampaikan, bahwa FGD ini dilaksanakan sebagai upaya memberikan penguatan terkait kepada guru, ia juga memarpakan salah satu program Kementerian Agama yakni Kurikulum Cinta.
“Memberikan menyegaran sekaligus pengutan terkait kegiatan yang telah dilaukan oleh Kementerian Agama, salah satunya adalah kurikulum cinta, ini menjadi program prioritas Kementerian Agama, dimana guru harus mengajarkan pesan cinta dan kasih sayang, jangan lagi mendikotomi anak-anak kita dengan perbadaan agama,”
Mengakhiri sambutannya, Muhammad Adib Abdushomad berharap, kegiatan FGD ini memiliki tindak lanjut dengan aktivitas nyata, dengan membuat group diskusi sebagai wadah interaksi sharing informasi.
“Saya berharap agar pelaksanaan kegiatan ini tidak berhenti di sini, saya berharap ada WhatsApp group sebagai wadah koordinasi untuk bisa saling sharing informasi, yang paling penting adalah mari kita sebar hal-hal yang positif dan melakukan kontra narasi di media sosial,” tutupnya.