Ramadan dengan Cinta #15 : Cinta yang Menggelapkan

Penulis : Prof. Dr. KH. Muammar Muhammad Bakry, Lc., MA. (Ketua FKUB Provinsi Sulawesi Selatan).

Kali ini saya tertarik mengangkat tentang cinta istri perdana Menteri di masa Nabi Yusuf as.

Setelah mendengarkan ayat yang dibaca oleh Imam Tarawih pada 13 yang membaca surah yang mengisahkan tentang Yusuf as.

Kisah nyata Nabi Yusuf terjadi sekitar tahun 1715 SM yang juga banyak diangkat dalam al-Kitab selain al-Qur’an. 

QS. Yusuf: 30 (Dan wanita-wanita di kota berkata: “Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata”).

Kabar berhembus di seantero negeri Mesir yang lagi viral ketika itu bahwa Istri menteri Qithfir bin Rauhib, bernama Zulaikha menggoda pemuda yang tinggal di rumahnya bernama Yusuf. 

Adapun kronologi kejadiannya secara singkat, Zulaikha merayu pemuda Yusuf untuk melakukan hal yang tidak senonoh, namun Yusuf menghindar dan pergi dari kamar, Zulaikha tidak tahan lalu menarik baju pemuda itu dari belakang hingga robek.

Al-Aziz, suami Zulaikha memergoki keduanya, Zulaikha menuduh Yusuf melakukan pelecehan, tapi Yusuf membela diri dan berkata sejujurnya.

Dari penjelasan saksi, Al-Aziz menegur Zulaikha dan meminta Yusuf tidak menceritakan peristiwa itu kepada siapa pun.

Zulaikha dan Raja Qithfir memasukkan Yusuf ke penjara untuk menutupi rumor tentang keluarganya. Yusuf mendekam di penjara cukup lama hingga lebih dari lima tahun

Dalam kenyataannya, isu pelecehan itu tak terbendung menjadi berita yang hangat di masyarakat Mesir. Betapa tidak, karena pelakunya adalah istri pejabat negara yang amat dimuliakan.

Setelah peristiwa tersebut, mereka berusaha menutupi kasus itu, namun meskipun ditutup-tutupi, ternyata berita buruk itu tetap tersebar di kalangan istri pejabat istana dan menjadi bahan pembicaraan, sebagaimana diuraikan pada ayat berikutnya.

Dan perempuan-perempuan di kota setelah mendengar peristiwa itu, mereka berkata satu sama lain, istri al-aziz telah menggoda dan merayu pelayannya untuk menundukkan dirinya, karena pelayannya benar-benar telah membuat dirinya mabuk cinta hingga lupa diri.

Sungguh kami memandang dia, yakni istri al-aziz dalam kesesatan yang nyata, karena mencintai pelayannya.

Itulah disebutkan “Isteri Al Aziz”, dinisbatkan kata “Al-Aziz” yang artinya Maha Agung, memberi kesan bahwa sebaran berita ini sangat meng-hebohkan rakyat.  

Faktanya memang orang tertarik dan lebih cenderung membincangkan dan mengarahkan perhatiannya kepada berita-berita tentang orang-orang terhormat, memiliki kedudukan tinggi tapi melakkukan kesalahan. 

Hal itu yang menyebabkan obrolan masyarakat menjadi asik dan serius, selain pemuda yang tumbuh dirawat dari kecil justru menjadi sasaran cinta untuk menyalurkan hasrat birahinya.

Cinta seorang isri pembesar kepada pemuda Yusuf sangat mendalam memenuhi  rongga hatinya dan mengisi relun batin dan jantungnya. Rasa cinta yang tak terbendung menjadikannya sakit, tidak mampu berfikir sehat, lupa pada posisi terhormat yang dimilikinya.  

Bahasa al-Qur’an dalam ayat tersebut “Qad Syagafaha hubban” artinya lapisan yang menutupi hati sehingga tidak lagi bisa berfungsi secara baik dan normal. Cinta itu bisa menggelapkan hati jika tidak terbendung dengan cahaya ilahi.

Tinggalkan komentar