
Jakarta – Suasana kebersamaan dan semangat toleransi mewarnai hari pertama pelaksanaan Silaturahmi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Lembaga Keagamaan Tahun 2025, Selasa (5/8/2025), yang diawali dengan kunjungan bersama ke dua landmark keagamaan Indonesia: Gereja Katedral Jakarta dan Masjid Istiqlal.
Lebih dari 350 peserta dari seluruh Indonesia hadir dalam kegiatan ini. Mereka terdiri atas pengurus FKUB provinsi, kepala kantor wilayah Kementerian Agama, tokoh lintas agama, dan pejabat Kemenag pusat yang bersama-sama mengikuti tur simbolik melewati Terowongan Silaturahim yang menghubungkan dua rumah ibadah tersebut.
Antusiasme para peserta sangat terasa sepanjang kunjungan. Banyak di antara mereka yang mengaku baru pertama kali menapaki jalur Terowongan Silaturahim dan menyaksikan secara langsung dua ikon kerukunan nasional ini. Bagi sejumlah tokoh agama dari daerah, kunjungan ini menjadi pengalaman spiritual dan simbolik yang memperkuat keyakinan bahwa kerukunan bukan sekadar wacana, melainkan realitas yang bisa diupayakan bersama.
Di dalam Gereja Katedral, peserta disambut hangat oleh Susyana Suwadie, perwakilan Keuskupan Agung Jakarta. Ia memaparkan sejarah berdirinya gereja yang dibangun tahun 1891 dan diresmikan tahun 1901. Letaknya yang berhadapan langsung dengan Masjid Istiqlal menjadi cermin nyata persaudaraan antarumat beragama di jantung ibu kota.
Dari Katedral, peserta kembali ke Masjid Istiqlal, dan disambut langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA., yang juga menjabat sebagai Imam Besar masjid tersebut. Dalam sambutannya, ia menyampaikan pesan reflektif terkait makna mendalam dari kunjungan lintas iman ini.
“Inti semua agama adalah cinta. Semakin dalam seseorang memahami agamanya, semakin luas pula ruang persaudaraan yang bisa dijalin. Tapi jika pemahaman agama hanya sebatas permukaan, yang muncul adalah kecurigaan dan kebencian,” ungkap Menteri Agama.
Menanggapi maraknya insiden intoleransi seperti pembubaran ibadah di Sukabumi dan Padang baru-baru ini, Nasaruddin menegaskan pentingnya pendidikan keagamaan yang membentuk karakter welas asih.
Ia memperkenalkan inisiatif Kurikulum Cinta yang saat ini tengah dirancang Kementerian Agama. Kurikulum ini, menurutnya, bertujuan mengikis prasangka dan kesalahpahaman antarumat sejak usia dini, serta membentuk masyarakat yang empatik dan harmonis.
“Kurikulum ini tidak hanya berbicara tentang toleransi, tetapi menanamkan nilai kasih sayang sebagai pilar kehidupan sosial dan spiritual bangsa,” imbuhnya.
Kegiatan ini menandai dimulainya rangkaian Silatnas FKUB 2025 yang akan berlangsung hingga 7 Agustus 2025 di Hotel Atria Gading Serpong. Selain kunjungan lintas iman, forum ini juga akan membahas rekomendasi kebijakan kerukunan nasional melalui diskusi pakar, sidang komisi, dan pleno lintas daerah.