
Makassar, fkub-sulsel.org., – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan akan melaksanakan Training of Trainers (ToT) Anti Narkoba bagi muballigh, penyuluh agama, dan pemuda lintas agama pada 24–25 November 2025 di Aston Inn Hotel Makassar.
Kegiatan ini menjadi salah satu program strategis FKUB dalam memperkuat ketahanan moral dan sosial masyarakat melalui edukasi lintas iman.
Kegiatan ini akan dihadiri oleh Kepala BNN Provinsi Sulawesi Selatan dan Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sulawesi Selatan, yang sekaligus memberikan sambutan dan arahan terkait pentingnya kolaborasi antara pemerintah, tokoh agama, dan pemuda dalam pencegahan narkoba.
Ketua FKUB Sulsel, Prof. Muammar Bakry, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai respon atas meningkatnya kerentanan penyalahgunaan narkoba yang kini tidak lagi mengenal batas usia, lingkungan, maupun latar belakang sosial.
“Tokoh agama, mubaligh, penyuluh dan pemuda adalah garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Melalui ToT ini, FKUB ingin memastikan mereka memiliki pemahaman komprehensif tentang bahaya narkoba dan mampu menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing,” ujarnya.
Menurut Prof. Muammar Bakry, isu narkoba bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga menyentuh dimensi moral, kemanusiaan, hingga kerukunan sosial.
“Kerusakan akibat narkoba dapat memicu berbagai masalah sosial dan konflik di masyarakat. Karena itu, melibatkan pemuka agama dan pemuda lintas agama merupakan langkah strategis dalam menjaga harmoni dan ketahanan sosial,” tambahnya.
Kenapa Muballigh, Penyuluh, dan Pemuda Lintas Agama Harus Hadir
Para muballigh dan penyuluh adalah figur yang dipercaya masyarakat dan menjadi rujukan dalam penyampaian nilai-nilai kebaikan serta pembangunan karakter. Sementara itu, pemuda lintas agama adalah kelompok yang sangat potensial dalam gerakan sosial, memiliki kedekatan dengan dunia digital, serta mampu menyebarkan pesan positif secara luas dan cepat.
Melalui ToT ini, mereka tidak hanya menjadi peserta, tetapi akan didorong menjadi trainer dan relawan yang aktif melakukan kampanye anti narkoba. Kehadiran mereka menjadi sangat penting untuk memperkuat jaringan pencegahan narkoba berbasis komunitas dan keagamaan di Sulawesi Selatan.
Peserta akan menerima sejumlah materi inti, antara lain Relawan Anti Narkotika, Adiksi Narkoba: Faktor, Dampak, dan Pencegahannya, Narkoba dalam Perspektif Hukum, Narkotika dan Permasalahannya dan Penyusunan Rencana Aksi Relawan
Selain itu, kegiatan akan diakhiri dengan Pengukuhan Relawan Anti Narkoba serta penandatanganan Perjanjian Kinerja Relawan Anti Narkoba (RTL) sebagai komitmen nyata dalam gerakan pencegahan narkoba di masyarakat.
Prof. Muammar Bakry berharap kegiatan ini melahirkan kader-kader relawan yang tidak hanya paham teori, tetapi mampu bergerak langsung di lapangan.
“Harapan kami, setelah kembali ke komunitasnya, para peserta dapat melakukan edukasi, pendampingan, dan kampanye kreatif anti narkoba. Ini adalah langkah kecil namun memiliki dampak besar bagi masa depan Sulawesi Selatan,” tutupnya.
Dengan keterlibatan lintas agama dan dukungan penuh dari BNNP, Badan Kesbangpol Sulsel dan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulsel, kegiatan ini diharapkan menjadi model kolaborasi strategis dalam membangun masyarakat yang sehat, kuat, dan bebas narkoba.