
Jakarta, fkub-sulsel.org., Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan, melaksanakan sejumlah rangkaian kegiatan Silaturrahmni Nasional FKUB se-Indonesia tahun 2025, mengawali rangkaian kegiatan silatnas, sejumlah tokoh agama menyusuri jalan bawah tanah dari Gereja Katedral Jakarta menuju Masjid Istiqlal. Selasa (05/08/2025).
Suasana kebersamaan dan semangat toleransi mewarnai hari pertama pelaksanaan Silaturahmi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Lembaga Keagamaan Tahun 2025, Selasa (5/8/2025), yang diawali dengan kunjungan bersama ke dua landmark keagamaan Indonesia: Gereja Katedral Jakarta dan Masjid Istiqlal.
Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat komitmen kebangsaan dan mempererat tali persaudaraan antarumat beragama di Indonesia. Simbol paling kuat dari kunjungan ini adalah Terowongan Silaturrahim, jalur penghubung bawah tanah yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta – sebuah wujud nyata dari harmoni dan dialog antarumat beragama.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, H. Ali Yafid, yang turut hadir dalam kegiatan ini menyampaikan apresiasi dan makna mendalam dari kunjungan tersebut.
“Kunjungan ke Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta, yang dihubungkan oleh Terowongan Silaturrahim, bukan sekadar perjalanan fisik, ini adalah perjalanan batin menuju persaudaraan sejati. Terowongan ini menjadi simbol nyata bahwa kerukunan antarumat beragama di Indonesia bukan hanya mimpi, tapi nyata dan hidup,” ujarnya.
Lebih lanjut, H. Ali Yafid menegaskan komitmen Kementerian Agama, khususnya Kanwil Kementerian Agama Prov. Sulsel, untuk terus menguatkan program moderasi beragama, internalisasi Kurikulum Berbasis Cinta, membuka ruang dialog lintas iman, serta memperkuat sinergi dengan FKUB dan lembaga keagamaan dalam menjaga kerukunan.
“Kerukunan umat beragama tak cukup dibicarakan, harus dibuktikan, seperti yang kita saksikan hari ini di Istiqlal dan Katedral. Ini adalah bukti bahwa kita bisa berbeda keyakinan tapi tetap bersaudara,” tambahnya.
Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa di tengah dinamika kehidupan berbangsa dan beragama, Indonesia tetap memiliki fondasi kuat dalam menjaga keharmonisan: saling menghormati, saling memahami, dan saling menjaga.