Ketua FKUB Sulsel Menjadi Narasumber dalam Kegiatan Sinkronisasi RPJMN-RPJMD 2025-2029

Makassar, fkub-sulsel.org., Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan, menjadi Narasumber dalam kegiatan Sinkronisasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMN – RPJMD) Tahun 2025 – 2029, yang berlangsung di Ballroom Hyyat Place Makassar, Selasa (20/05/2025).

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia. Kegiatan yang dibagi dalam dua sesi tersebut, mengangkat tiga isu penting dalam pembangunan nasional dan daerah, yakni: Pendidikan, Agama dan Budaya.

Ketua FKUB Provinsi Sulawesi Selatan Prof. Dr. KH. Muammar Bakry, Lc., MA., diamanahkan untuk memberikan paparan mengenai rekomendasi Pembangunan Daerah dibidang Agama.

Mengawali paparannya, Prof. Muammar menjelaskan arah Pembangunan Indonesia dengan berdasar pada Visi Indonesia Emas 2045 dan Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Prof. Muammar menilia, konsen pemerintah tidak hanya soal ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga pada Pembangunan sumber daya manusia, yang memiliki karakter dan moral sebagai bangsa.

“Kalau kita melihat Visi Indonesia Emas 2045 saya menggaris bawahi satu kata yakni “Bersatu”, yang diterjemahkan kedalam beberapa program prioritas pemerintah, ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Point ke-8 tentang pentingnya moderasi beragama dan kerukunan antar umat beragama”, paparnya.

Lebih lanjut, Prof. Muammar menyampaikan bahwa, Indeks Kerukunan Provinsi Sulawesi Selatan telah melampuai rata-rata nasional, ia menilai hubungan antar umat beragama di Sulawesi Selatan sangat damai dan rukun.

“Kalau kita melihat, sejak tahun 2019 hingga 2025 ini, Indeks Kerukunan Umat Beragama Provinsi Sulawesi Selatan selalu mengalami kenaikan, hingga tahun ini mencapai 79% dan telah melampaui rata-rata nasional. Karena itu, saya melihat bahwa hubungan antar umat beragama di Sulsel ini sangat damai dan rukun,” tambahnya.

Mengakhiri paparannya, Prof. Muammar menyampaikan catatan penting, ia menilai, hubungan internal umat beragama harus menjadi perhatian serius pemerintah dalam rangka merawat kerukunan dan kedamaian di Masyarakat.

“Kalau hubungan antar umat beragama saya pikir ini sudah sangat baik, namun yang peril menjadi perhatian bersama adalah hubungan internal umat beragama, yang kadang-kadang saling menyalahkan bahkan menyesatkan, ini tentu sangat berbahaya dan perlu untuk diantisipasi,” tutupnya.

Tinggalkan komentar