
Penulis: Prof. Dr. KH. Muammar Muhammad Bakry, Lc., MA.
Hadis yang menjadi pernyataan Nabi Muhammad saw adalah sumber kedua dalam Islam setelah al-Qur’an. Referensi cinta melalui literasi hadis adalah pengayaan materi-materi dan tema-tema cinta yang sangat menarik untuk dibaca dan diamalkan. Mari cermati sebagian sabda Nabi saw berkenaan dengan cinta.
Abu Harairah ra berkata bahwa Nabi bersabda “Siapa yang ingin memperoleh manisnya keimanan, hendaklah mencintai seseorang, tidak mencintainya kecuali karena Allah azza wajalla (HR. Ahmad).
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda “Tujuh yang dinanungi pada hari tidak ada naungan kecuali di bawah naungan-Nya di antaranya adalah dua orang yang saling mencintai karena Allah berjumpa dan berpisah karena Allah (HR. Bukhari dan Muslim).
Dua hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah di atas menjelaskan persahabatan yang didasari atas cinta Allah, bisa jadi dua yang bersahabat tidak sedarah atau tidak bersaudara kandung, tapi pertemanannya didasari pada ketulusan untuk seling menasehati akan kebaikan dan kemaslahatan dunia akhirat. Perhatikan hadis-hadis yang lain di bawah ini.
Dalam hadis qudsi Allah swt berfirman; “Cintaku kucurahkan kepada orang yang saling mencintai karena Aku, mereka berkumpul dalam satu majelis karena Aku, saling berkunjung karena Aku, dan saling memberi karena Aku” (HR. Malik dalam Muwatha’).
Hadis Abi Umamah ra dari Rasulullah saw, beliau bersabda “Siapa yang mencintai karena Allah, marah karena Allah, memberi karena Allah dan melarang karena Allah maka sempurnalah imannya” (HR. Abu Daud). Hadis ini menjelaskan kesempurnaan iman seseorang tergantung pada amalan sosial yang didasari iman kepada Allah swt.
Abu Harairah meriwaytkan dari Nabi Muhammad saw bersabda “saling menghadiahilah maka akan lahir rasa cinta”. (HR. Al-Bukhari). Riwayat yang lain dari Abu Harairah, Rasulullah saw bersabda, “kalian tidak masuk sorga sampai kalian beriman, dan kalian tidak beriman sampai saling mencintai, maukah saya tunjukkan kepada kalian jika kalian melakukannya kalian bisa saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian”. (HR. Muslim). Dari sini dipahami bahwa Islam adalah agama damai dan agama kemanusiaan, wujud dari kepedulian itu kita diperintahkan untuk saling berkunjung sebagaimana dua hadis di bawah ini
Abu Zar meriwayatkan bahwasanya dia mendengarkan Nabi Muhammad saw bersabda, “Jika seorang di antara kalian cinta kepada sahabatnya maka datangilah rumahnya lalu sampaikan bahwa dia mencintainya karena Allah azza wajalla”. (HR. Ahmad).
Abu Hurairah meriwayatkan hadis, dari Nabi Muhammad saw “seseorang berkunjung kepada saudaranya dalam satu desa, Allah tempatkan kedudukannya dengan malaikat, ketika ditanya, hendak ke mana engkau? Dijawab saya hendak berkunjung ke saudaraku di desa ini, lalu ditanya kembali apakah kamu membawa sesuatu untuknya? Dijawab tidak ada kecuali saya mencintainya karena Allah, lalu malaikat berkata saya adalah utusan Allah kepadamu membawa pesan untukmu bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu” (HR. Bukhari).